Banda Aceh -wonews.com//. Dalam menyikapi giat Polri brantas Premanisme. Sekretaris Suara Wartawan Indonesia (SWI) Provinsi Aceh, Adhifatra Agussalim, CIP, CIAPA, CASP, CPAM, C.EML.berikan apresiasi dan dukungan penuh langkah strategis Polri, gelar operasi besar dalam tindakan berantas Premanisme.
Sebagai dari upaya menjaga ketertiban dan keamanan serta kenyamanan masyarakat di seluruh Indonesia,bahkan termasuk di wilayah Provinsi Banda Aceh, dan Aceh sekitarnya Senin (12/05/2025).
"Giat gelar operasi besar tindak berantas Premanisme serentak seluruh Indonesia adalah bentuk komitmen negara dalam melindungi masyarakat dari praktik-praktik meresahkan dan merugikan, seperti pemalakan, intimidasi, serta kekerasan di jalanan,"Sebut Adhifatra, yang juga sebagai Pemred Media Mnctvnews.
Sekretaris SWI,juga mengatakan bahwa Premanisme dalam bentuk apapun tidak boleh dibiarkan tumbuh dan berkembang, apalagi jika sampai mengganggu aktivitas sosial, ekonomi, dan kebebasan Pers.
Bahkan masyarakat Aceh, kata Adhifatra, patut menyambut baik dan mendukung penuh langkah Polri.sebagai bentuk nyata kehadiran negara dalam menciptakan rasa aman.
Korwil SWI Provinsi Aceh sebagai Wadah Profesi wartawan. juga menilai,keberadaan tim operasi besar tindak berantas premanisme akan turut mendukung kebebasan pers yang sehat dan merdeka, karena jurnalis kerap menjadi salah satu kelompok rentan terhadap tekanan dan intimidasi dari pihak-pihak yang berkepentingan", Kata Sekretaris SWI Aceh.
Masih ungkapan Sekjen,Jurnalis membutuhkan ruang bebas dari ancaman dan tekanan.maka kami menyambut baik kebijakan Polri ini dan mendorong kolaborasi lintas sektor dalam memberantas premanisme," tegasnya, juga aktif sebagai anggota Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA).
Sebagai penutup, Adhifatra yang juga aktif dalam menyuarakan menjaga kelestarian Lingkungan Hidup mengimbau masyarakat dan insan pers. untuk turut berperan aktif melaporkan segala bentuk praktik premanisme yang terjadi di lingkungan sekitar.
"Premanisme adalah musuh bersama.perlu keberanian, solidaritas,soliditas dan sinergi antara masyarakat, media, dan aparat untuk menghapusnya dari tanah air, khususnya dari bumi Aceh tercinta," tutup Adhifatra.(SWI)